Tuesday, December 13, 2016

[Latepost] Cerita Kehamilan: Trimester Ketiga (28 - 42 Minggu)

Halo semua pembaca setia blog aku! hahahaha emang ada ya? blog beginian update nya aja bisa dihitung jari dalam setahun. Yah gitu deh baru punya bayi jadi belum bisa bagi waktunya -alesan- 

Postingan terakhirku tentang cerita kehamilan di trimester kedua. Sekarang aku mau cerita sedikit aja untuk trimester ketiga kehamilanku, waktu itu, setahun lalu. hahahaha.
Jadi waktu udah masuk week 28, kontrol ke obgyn dua minggu sekali. Saat itu ya berjalan seperti biasanya aja sampai akhirnya aku penasaran untuk USG 4D. Di RSU Bunda Margonda harga USG 4D sekitar Rp 900rb-an pada tahun 2015 jadi aku dan suamiku memutuskan untuk ke PROMEC di daerah Pecenongan, Jakarta Timur. Biaya USG 4D disana cuman Rp 250,000,- tapi sayangnya aku sudah memasuki kehamilan 33 week jadi di layar penuh muka bayi ku. Normalnya pas week 28 untuk USG 4D jadi bisa lebih jelas. Nah, ternyata bayiku terlilit tali pusar sebanyak dua kali. Dari situlah kekhawatiran aku dan suami mulai muncul, dokter di PROMEC berusaha menenangkan untuk coba dikonsultasikan lagi dengan obgyn ku. 

And then...


Besoknya langsung kontrol ke obgyn ku dan ceritain hasil USG 4D nya. Aku bersyukur sekali bisa dapat dokter seperti Dr. Chandra Asmuni, Spog. Beliau langsung meredakan kekhawatiran kami berdua bahwa banyak yang bisa melahirkan normal dalam kondisi bayi terlilit tali pusar. Dan pas aku tanya bagaimana cara melepas tali pusar nya dok? beliau jawab "banyak berdoa Din" disaat semua orang bilang berbagai macam cara untuk melepas tali pusar sementara obgyn ku bilang banyak berdoa itu yang paling mujarab rasanya tenang sekali... Alhamdulillah kita bertemu ya Dok...

Week 36
Alhamdulillah tali pusar lepas satu dan Dr. Chandra bilang untuk selalu menghitung gerak bayi dalam perut tiap berapa jam. Sampai akhirnya di week 36 aku ngerasa ada yang aneh bayiku tidak bergerak seperti biasanya. Malam itu langsung ke RS dan diobservasi selama 3 hari, cek detak jantung bayi, suntik pematangan paru just in case harus dilahirkan sebelum week 37. 

Week 37
Setelah selesai senam hamil di RS aku dan suami makan nasi uduk di pinggir jalan depan RS karena belum sarapan berat. hehehe. Besoknya aku dan suami sakit perut bahkan aku terkena diare hampir seminggu. Rasanya sedih sekali takut bayiku kenapa-kenapa, aku ga bisa latihan jongkok, tidur malam terganggu terus, obgyn ku hanya memberikan obat new diatabs dan menyuruhku membuat oralit sampai berhenti diare nya. Menyesal sekali rasanya. 

Week 38 
Diare sudah sembuh dan saatnya kontrol ke obgyn sama ibuku. Dokterku cek bukaan dari minggu lalu masih bukaan 1 dan tidak nambah. Padahal aku sempat flex pas diare. Lalu di USG masih terlilit tali pusar dan berat badan bayi tidak bertambah, harusnya sudah naik 1-2 ons tapi ini hanya 5 gram. Obgynku langsung menyarankan Sectio karena berbagai pertimbangan. Saat itu air mataku tak terbendung karena aku ingin melahirkan secara normal sampai akhirnya ibuku bilang "kamu gak boleh egois, semua sudah ada yang mengatur, kakak ga boleh sedih kan mau ketemu bayi nya? kalau kamu sedih, anak kamu nanti merasa tidak diterima". Bukan main rasanya dalam kondisi saat itu aku langsung kasih tau suamiku dan akhirnya kami menerima untuk sectio.

Section dilakukan hari itu juga pada jam 4 sore dan lahirlah putri tercinta kami yang bernama 

"ANITA ASHA AOLANI"


No comments :

Post a Comment